HOME   ABOUT   FACILITY   SERVICES   INFORMATION   ARTICLE   DOWNLOAD   WEB LINK   CONTACT

ARTICLE - AGAMA

Main Menu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JANGANLAH BERBUAT DZALIM

(Download)

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Pertama - tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang beriman, yang telah menunjuki kita shiratal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditempuh orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin.

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, semoga shalawat dan salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau dengan baik hingga hari kiamat.

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Syukur alhamdulillah pada hari ini kita masih diberikan kesehatan , diberi panjang umur .

Banyak diantara kita yang tahun lalu masih hadir ditengah - tengah kita , masih diberikan kesehatan , masih bertemu dengan kita , namun pada saat ini tidak bisa berkumpul lagi , karena telah dipanggil menghadap oleh Allah SWT

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Marilah kita berusaha sekuat tenaga agar kita menjadi hamba Allah yang  Muttaqien , hamba Allah yang bertaqwa yang merupakan derajat hamba Allah yang paling tinggi disisi Nya.

Kalau di Negara Indonesia tercinta ini kedudukan yang paling tinggi yaitu MPR , Presiden , DPR dan Pejabat tinggi yang sederajat lainnya,

Akan tetapi disisi Allah , sesungguhnya yang paling mulya disisi Alah yaitu mereka yang paling bertaqwa  .

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. ( Al-Hujurat : 13 )

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Sebagai hamba Allah , didunia ini kita dalam beribadah mempunyai dua dimensi hubungan , yaitu : Hablumminallah ( Hubungan dengan Allah ) dan Hablumminannas ( Hubungan dengan sesama manusia / sesama makhluk Allah )

Segala amal yang kita lakukan , yang baik akan mendapatkan pahala , ganjaran dari Allah SWT , sedang yang tidak baik , tidak sesuai tuntunan agama , maka akan mendapatkan dosa dari amal yang kita lakukan , dan kita dianjurkan untuk senantiasa memohon ampun / bertobat atas dosa dosa yang kita lakukan , dan Allah sungguh maha pengampun , dan akan mengampuni dosa dosa kita , bila kita benar - benar memohon ampun dan bertobat secara sungguh sungguh , namun jika kesalahan / dosa itu kita lakukan kepada sesama kita , saudara kita ( Hablumminannas ), Alah tidak akan mengampuni kesalahan yang kita lakukan sebelum kita memohon maaf kepada sesama kita , kepada saudara kita yang telah kita dholimi , kepada saudara yang kita aniaya , kepada saudara yang kita sakiti tersebut

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang disisinya ada sesuatu perbuatan dzalim (penganiayaan ) kepada saudaranya, baik yang mengenai kepemimpinan ( kebenaran , keadilan ) saudaranya itu ataupun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya pada hari ini - semasih di dunia, sebelum tidak lakunya uang dinar dan dirham. Jikalau - tidak meminta kehalalannya sekarang ini, maka jikalau yang menganiaya itu mempunyai amal shalih, diambillah dari amal shalihnya itu sekadar untuk melunasi penganiayaannya, sedang jikalau tidak mempunyai kebaikan samasekali, maka diambillah dari keburukan - keburukan orang yang dianiayanya itu, lalu dibebankan kepada yang menganiayanya tadi." (Riwayat Bukhari)

Menganiaya itu adalah benar - benar besar dosanya dan doanya orang yang dianiaya itu tidak akan ditolak oleh Allah , yakni pasti dikabulkan sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Takutlah pada doanya orang yang dianiaya, sekalipun ia itu kaf'ir karena sesungguhnya saja tidak ada tabir yang menutup antara doa orang itu dengan Allah."

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Nabi Muhammad s.a.w. saat berdiri berkhutbah di depan orang banyak, kemudian menyebutkan kepada mereka bahwasanya jihad fi-sabilillah dan beriman kepada Allah itu adalah seutama utamanya amalan. Kemudian ada seorang lelaki berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana pendapat Tuan, jikalau saya terbunuh dalam peperangan fi-sabilillah, apakah semua kesalahan saya akan dihapuskan-?" Beliau s.a.w. menjawab: "Benar, jikalau engkaudibunuh fi-sabilillah itu dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mengundurkan diri." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bertanya lagi : "Apa yang akan kau katakan sekarang?" Orang itu berkata lagi: "Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya terbunuh dalam peperangan fi-sabilillah? Apakah semua kesalahan saya dihapuskan?" Beliau s.a.w. menjawab: "Benar demikian, asalkan engkau dalam keadaan sabar, mengharapkankeridhaan Allah, sedang maju dan tidak mengundurkan diri, kecuali pula kalau engkau mempunyai tanggungan hutang, karena sesungguhnya Jibril mengatakan hal itu kepadaku." (Riwayat Muslim)

Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu , Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya kezaliman itu akan mendatangkan kegelapan - kegelapan pada hari kiamat kelak

Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu : Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba - hamba Allah yang bersaudara , Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari

Dalam Hadis di atas ada suatu keterangan yang jelas bahwa sekalipun berjihad fisabilillah sampai mati syahid itu, pahalanya amat besar sekali di sisi Allah, namun tidak dapat menghapuskan tanggungan perihal haknya sesama manusia seperti hutang , berbuat dzolim dsb. Jadi selama hutangnya itu belum dilunasi atau direlakan oleh yang memberi hutang, selama perbuatan dzolim itu belum dimaafkan , belum dimintakan maaf kepada yang di dzolimi , tetap masih akan diperhitungkan di akhirat nanti sebagai suatu dosa yang menjadi bebannya. Jadi yang dapat dihapus hanyalah hak - haknya Allah yang berupa dosa - dosa kepada Allah,  Inilah yang insya Allah akan diampuni.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta / barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat , pahala puasa , dan pahala zakat . Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman . Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi - bagikan kepada orang - orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan / kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Di dunia ini, mungkin banyak orang - orang yang merasa kuat dapat membebaskan diri mereka dari jeratan hukum akibat perbuatan dzalim mereka terhadap orang lain, baik berupa hutang, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah, mencaci maki orang lain dan sebagainya, namun tidak demikian dengan hukum dan keadilan yang Allah tegakkan di hari kiamat kelak, pada saat itu tidak seorang - pun yang dapat membebaskan diri dari kesalahannya selama di dunianya dia tidak pernah bertaubat dan menyesalinya, orang yang mereka dzalimi datang kehadapan Allah mengadukan kedzaliman orang tersebut sambil berkata : wahai Tuhan - ku tanyakan kepada orang ini (yang telah membunuhku) kenapa dia telah membunuhku di dunia? , (kenapa dia telah memfitnahku di dunia?) , (kenapa dia telah mengejek dan memaki - makiku di dunia?) dan sebagainya, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada ummatnya dengan sabdanya : Barangsiapa disisinya ada perbuatan dzalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia meminta dihalalkan ( dimaafkan ) sekarang sebelum datang hari yang tidak berlaku pada saat itu emas atau perak. sebelum diambil darinya kebaikannya untuk membayar kedzalimannya terhadap saudaranya, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka dibebankan kepadanya keburukan saudaranya itu kepadanya. ( HR.Bukhari ).

Oleh karena itu, segeralah kita membebaskan diri kita dari mendzalimi orang lain, penuhilah setiap yang mempunyai hak akan haknya, dan jangan menunggu hari esok karena tidak seorangpun yang mengetahui akan keberadaannya di esok hari , kapan kita mati ? , tidak ada pemberitahuan , apa itu usia belia, muda , tua , jikalau Allah akan mencabut ruh kita , saat itu pula Malaikat Izroil akan mendatangi kita untuk melakukan tugasnya

Firman Allah dalam Surat Yunus : 49  

Apabila telah datang ajal mereka , maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) mendahulukan (nya)

Untuk itu  , marilah kita saling memaafkan , meminta maaf atau saling bermaaf - maafan itu tidak harus menunggu saat idul fitri , akan tetapi begitu kita ingat berbuat kesalahan , segeralah meminta maaf kepada orang yang kita salahi

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah

Mudah - mudahan apa yang yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan mudah - mudahan Allah memberikan ampunan , hidayah dan inayahnya kepada kita semua , kita dijadikan termasuk hambanya yang muttaqin , selamat / bahagia didunia dan di akherat , amien.

Apa yang saya sampaikan , kalau benar itu datangnya dari Allah SWT  dan kalau salah itu datangnya dari diri saya sendiri .

Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.

 

 

  1. Mewaspadai AIDS " Beware Of AIDS"

  2. Tips dan Trik Kumpulan Tombol Pintas Microsoft Word

  3. Mensyukuri Nikmat Allah Ta'ala

  4. Janganlah Berbuat Dzalim

  5. Bagi Orang Muslim, Sholat Sebagai Kewajiban Ataukah Kebutuhan ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

     
 
Design By : Dr. H. Rohmat Pujo Santoso
memutus_sepihak?